Senin, 01 Agustus 2011

Pagelaran JFC 2011

Jember – Hari Minggu (24/7) jalanan kota Jember mulai dibanjiri masyarakat yang ingin menyaksikan perhelatan terbesar Jember Fashion Carnaval 2011. Sejak pukul 11.00 masyarakat yang berasal dari kota Jember dan sekitarnya mulai memenuhi ruas-jalan di sekitar Alun-Alun Kota Jember (Central Park). Ruas Jalan RA. Kartini mulai ditutup, mulai dari persimpangan Gatot Subroto dan RA Kartini menuju alun-alun, penonton diharuskan berjalan kaki. Selain itu terlihat wisatawan asing dan domestik juga ikut meramaikan festival tahunan yang sudah terselenggara sebanyak sepuluh kali sejak tahun 2003. Kali ini diperkirakan lebih dari 200.000 orang menyaksikan perhelatan akbar tahunan di kota Jember ini.
Tema festival tahun ini adalah “Eyes On Triumph – First Decade” akan menampilkan lebih dari 600 peserta (talent) dengan berbagai rancangan kostum dengan 10 tema, yaitu Royal Kingdom, Punk, India, Athena, Tsunami, Bali, Borneo, Roots, Animal Plant, dan Butterfly.
Pada perhelatan Jember Fashion Carnaval 2011 kali ini merupakan kumpulan dari rancangan terbaik selama JFC berlangsung. Dari sembilan JFC sebelumnya dipilih 9 tema dengan rancangan kostum terbaik, dan satu tema baru adalah Royal Kingdom. Lebih dari 1000 fotografer, baik fotografer hobbies, freelance maupun media memenuhi tempat yang telah disediakan, yaitu lebih dari 20 titik disepanjang jalan Sultan Agung sampai ke Jalan Gajah Mada. Tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana fotografer yang terlibat pada JFC IX sekitar 600 orang. Untuk media, panitia JFC X memberikan all access untuk bisa mendatangi semua tempat acara. Di Alun- Alun, para fotografer, videografer dan media ditempatkan di panggung sebelah barat, berhadapan langsung dengan panggung utama yang berjarak kurang lebih dari 300 meter.
Di sisi kiri dan kanan terdapat area VIP dan VVIP, tampak Bupati Jember dan beberapa pejabat pemerintahan hadir di perhelatan terbesar kota Jember tahun ini. Tahun ini, selain menampilkan Best of The Best dari sembilan JFC sebelumnya, perhelatan kali ini diikuti oleh delegasi dari perwakilan ASEAN, Universitas Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Jakarta, yang berjumlah sekitar 70 orang.
Karnaval dimulai sekitar pukul 12.15 dengan JFC Kids sebagai pembuka. JFC Kids kali ini adalah penyelenggaraan yang kedua, dimana pesertanya terdiri dari murid Taman Kanak-Kanak yang menggunakan kostum, aksesories dan make-up yang unik dan spektakuler, memesona para tamu dan undangan dibawah terik matahari yang cukup menyengat. Dengan ditemani oleh para guru, anak-anak ini tampak antusias mengikuti karnaval, walaupun masih malu-malu bila berhadapan dengan para fotografer yang akan mengambil gambar. Setelah itu dilanjutkan dengan defile dari L-Men, 3 model profesional yang salah satunya menampilkan Best National Costume yang terinspirasi dari Bali.
Pada kata sambutannya, Presiden JFC Dynand Fariz kembali mengucaptan terima kasih kepada semua pihak yang membantu JFC selama ini, Dynand Fariz juga mengumumkan dirintisnya Indonesia Carnaval Institute (ICI) yang merupakan kerjasama antara Politeknik Jember, Politeknik Jakarta dan JFC Council, guna melahirkan kreator event organizer dan desainer dalam penyelenggaraan karnaval. Selain itu Dynand Fariz mengundang event JFC selanjutnya pada bulan Desember 2011 di Jakarta. Setelah Fariz, Jember Fashion Carnaval 2011 dibuka oleh Bupati Jember.
Sekitar pukul 13.05, karnaval dimulai dengan masuknya defile Pasukan Royal Kingdom dari pasukan Senapan 515 Brigif 9 Kostrad dan Yonif 105 Kostrad. Atraksi dari TNI ini juga disertai dengan atraksi senapan dan tembakan salvo ke udara. Kemudian Presiden JFC Dynand Fariz mulai memasuki central runaway dengan diiringi oleh 12 model profesional dan diikuti oleh defile Royal Kingdom. Inspirasi dari defile ini berasal dari legenda monarki Inggris yang kemegahan dengan ilustrasi musik dan koreografi yang spektakuler kali ini dihadirkan di Indonesia.
Tanpa menunggu lama, defile selanjutnya adalah Punk “best defile JFC 1”, dengan kostum khas komunitas anak jalanan ini ditampilkan ke panggung JFC dengan penuh emosi dan kreasi. Aksesoris khas Punk juga disebar di seluruh badan, termsuk style grafiity sebagai image punk, yang tentunya tetap menggunakan barang-barang bekas yang sudah merupakan ciri khas JFC.
Urutan defile pada JFC X ini merupakan urutan defile terbaik dari 9 JFC sebelumnya. Setelah itu dilanjutkan dengan defile dari India “best defile JFC 2”, dengan warna-warna cerah khas India, defile ini menampilkan ragam busana India yang telah dipadukan dengan karakter JFC yang diilustrasikan melalui Taj Mahal dan suasana India wedding procession yang dramatis.
Kemudian hadir Athena dengan mengambil inspirasi kemegahan bangunan di Yunani kuno dengan simbol-simbol perang dan gladiator disertai dengan detail patung kuda, pedang, tameng dan baju zirah.
Setelah kemegahan dan keceriaan, defile selanjutnya menjadikan para hadirin mengenang peristiwa 5 tahun yang lalu saat tsunami menghantam Indonesia. Defile Tsunami menggambarkan keganasan ombak dan kesedihan yang melanda Nusantara saat peristiwa itu terjadi.
Keindahan Pulau Dewata Bali dihadirkan kembali di Jember, kali ini mengangkat kegagahan Garuda Wisnu Kencana. Ditampilkan pula teatrikal lahirnya Garuda Wisnu Kencana.
Kemudian berturut-turut hadir Borneo, dengan ragam ukiran, simbol-simbol dan bulu-bulu yang unik, Roots dengan filosofi kehidupan yang harus selalu berkembang yang akan menjadikan manusia menjadi kuat, bertahan dan bergerak sepanjang tahun.
Animal Plant; merupakan penggabungan elemen tumbuhan dengan karakter sayap hewan langka seperti burung hantu atau elang, dan ditutup oleh “best defile JFC 9” yaitu Butterfly, menggambarkan sisi lain dari kupu-kupu yang penuh misteri dan ilusi, dan merupakan lambang keindahan.
Setelah tampil di main stage, central runaway di Alun-Alun Jember, defile berkonvoi melalui jalur utama kota menyusuri Jalan Sultan Agung dan Jalan Gajah Mada dan berakhir di  GOR Jember (Sport Hall). Masyarakat  dari dalam dan luar kota Jember sudah memenuhi jalanan, dan menyulitkan peserta karnaval, karena banyak masyarakat yang ingin berfoto bersama dengan para talent.
Jalanan yang ditutup sejak jam 12.00 ini tidak dapat menampung antusime warga yang ingin menyaksikan “First Decade – Eyes On Triumph”. Permasalahan yang sama selalu timbul pada penyelenggaraan karnaval di Indonesia, yaitu pengaturan penonton yang memang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi event organizer karnaval. Panitia karnaval sudah bekerja ekstra keras menyelenggarakan karnaval, dan usaha mereka patut diacungi jempol, diluar permasalahan yang ada, Jember Fashion Carnaval adalah barometer penyelenggaraan karnaval di Indonesia. Kemampuan, keuletan dan kerja keras dari seluruh tim JFC dan tentunya Dynand Fariz sebagai Presiden JFC memang patut dijadikan contoh bagi penyelenggara-penyelenggara event besar. Selamat untuk Jember Fashion Carnaval dan Dynand Fariz, sampai jumpa di JFC Concert di Jakarta pada tanggal 30 – 31 Desember 2011 !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar